A. Pengertian
Ilmu
yang membahas tentang penetapan umur geologi dan urutan jaman geologi disebut
sebagai Geokronologi. Penetapan waktu geologi secara prinsip ada dua macam,
yaitu penetapan waktu secara nisbi dan penetapan waktu secara absolut (dengan
radioaktif). Waktu secara nisbi suatu gejala atau proses terjadi lebih tua atau
lebih muda dari gejala dan proses geologi yang lain.
B. Pembagian
Waktu Geologi
Untuk penetapan waktu secara nisbi ini digunakan
beberapa hukum stratigrafi, yaitu hukum atau prinsip Unformitarianisme, Initial
horizontality, Cross-cutting relationship, Faunal Succession, dan Inklusi.
Ø Prinsip Unformitarianisme :
Keadaan dan proses-proses geologi yang terjadi di bumi pada waktu sekarang ini juga terjadi hampir sama pada
masa lampau tetapi pada tempat yang berbeda. Prinsip ini dicetuskan oleh
seorang geolog dari Skotlandia, James Hutton, yaitu "the present is the
key to the past." menurutnya, keadaan bumi pada masa lalu dapat dijelaskan
dengan apa yang terlihat dan terjadi pada saat ini.
Ø Prinsip Initial horizontality
Pada awal proses kejadiannya, perlapisan batuan pada umumnya akan
menempati posisi horisontal di dasar cekungan sejajar dengan permukaan bumi,
sehingga kalau dijumpai perlapisan sudah dalam posisi miring, maka perlapisan
tersebut sudah mengalami proses tektonik (gerakan kulit bumi) yang memiringkan
perlapisan tersebut.
Ø Prinsip Cross-Cutting Relationship
Apabila
suatu urutan perlapisan terpotong oleh sesar / patahan, maka sesar tersebut berumur lebih muda
dari perlapisan termuda yang mengalami penyesaran dan lebih tua dari lapisan
tertua yang tidak mengalami penyesaran tersebut.
Ø Prinsip Faunal Succession
Karena terjadinya evolusi, berbagai fosil yang terawetkan di dalam sekuen betuan, kenampakan fisiknya berubah
secara gradual dan teratur sejalan dengan waktu. Kelompok-kelompok fosil dan
betuan yang mengandung fosil tersebut dapat digunakan untuk mengkorelasikan
secara geografik antara suatu daerah dengan daerah lain.
Ø Prinsip Inklusi
Apabila
suatu fragmen batuan masuk kedalam tubuh batuan lain sebagai inklusi, maka
batuan yang menjadi inklusi tersebut lebih tua dari batuan yang diinklusinya.
Sebagai contoh yaitu ketika xenolit ditemukan di dalam batuan beku, maka
xenolit tersebut berumur lebih tua daripada batuan yang di masukinya
Berdasarkan pemanfaatan hukum-hukum
tersebut maka sebagai hasilnya dapat diketahui urutan kejadian dari bebatuan
yang ada di suatu tempat, sehingga urutan posisinya dapat digambarkan dengan
baik. Gambar
dari urutan posisi batuan di lapangan disebut sebagai kolom stratigrafi dari
suatu tempat. Disamping itu secara nisbi dapat pula diketahui kapan terjadinya
proses lain yang ada di tempat tersebut misalnya kalau di suatu tempat ada batuan
yang mengalami penyesaran (pematahan), perlipatan, intrusi (penerobosan),
pengangkatan dan erosi, maka secara nisbi proses tersebut dapat ditentukan
kapan terjadinya.
Prinsip
pengurutan secara nisbi inilah yang mengawali proses geokronologi dari batuan-batuan
di bumi. Kolom-kolom semula dibuat secara lokal disuatu tempat kemudian dicari
hubungan kesamaannya (dikorelasikan) dengan kolom di tempat lain. Proses
korelasi lokal ini kemudian diperluas menjadi korelasi regional dan akhirnya
korelasi secara global. Dalam urutan tersebut terdapat bagian-bagian yang khas
berasal dari satu tempat. Oleh karenanya nama urutan tersebut diberikan sesuai
dengan nama tempat terdapatnya urutan yang khas tersebut. Sebagai contoh salah
satu urutan batuan tua dijumpai di Wales (Inggris), tempat dimana dulu tinggal
suku Cambria.
Ditempat lain juga di Inggris dijumpai batuan khas yang tersingkap (muncul dan dapat diamati) di tempat yang dulu ditempati suku Ordovicic. Urutan khas itu disebut sebagai perlapisan Ordovician. Selanjutnya di tempat yang dulu ditempati oleh suku Silur, terdapat urutan batuan yang khas, yang kemudian disebut sebagai perlapisan Silurian. Setelah ke tiga tempat tersebut dikorelasikan terutama dengan mengggunakan hukum Superposisi, diketahui bahwa Cambrian terletak di bawah Ordovician dan Silurian terletak di atas Ordovician. Dengan demikian di sekitar Wales dijumpai urutan perlapisan Cambrian, Ordovician dan kemudian Silurian
Ditempat lain juga di Inggris dijumpai batuan khas yang tersingkap (muncul dan dapat diamati) di tempat yang dulu ditempati suku Ordovicic. Urutan khas itu disebut sebagai perlapisan Ordovician. Selanjutnya di tempat yang dulu ditempati oleh suku Silur, terdapat urutan batuan yang khas, yang kemudian disebut sebagai perlapisan Silurian. Setelah ke tiga tempat tersebut dikorelasikan terutama dengan mengggunakan hukum Superposisi, diketahui bahwa Cambrian terletak di bawah Ordovician dan Silurian terletak di atas Ordovician. Dengan demikian di sekitar Wales dijumpai urutan perlapisan Cambrian, Ordovician dan kemudian Silurian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar